Run!!..Run!!..Run!!

Lari pagi…itu salah satu lagu ciptaan Bang Haji Rhoma. Tapi kali ini bukan Bang Haji yang jadi pokok bahasan. Tapi lari paginya, yeeeeeeee.......

Lari adalah olahraga murah, meriah, bersahaja. Bisa dilakukan dimana dan kapan saja. Tanpa harus menjadi ahli, setiap orang bisa melakukan. Tua, muda, besar atau kecil semua suka. Pake atau tidak pake sepatu tidak menghalangi orang berlari. Bahkan tanpa baju pun orang lari, lari sembunyi maksudnya hehehe. Maling kalo dikejar warga juga lari, pelajar dikejar banci juga lari, dan banci kalo denger sirine satpol PP pasti lari dan ngga kemayu lagi.

Di dunia persilatan lari juga adalah jurus andalan yang harus dikuasai dengan nama generik, jurus langkah seribu atau jurus peringan tubuh raga menjauh. Intinya lari adalah hal yang universal, beneran ga bo’ong.

Di Denpasar ada dua tempat favorit untuk memuaskan hasrat lari. Yaitu di lapangan Puputan Badung di depan kantor pemkot Denpasar dan diapit oleh Pura Jagatnatha. Satu lagi di lapangan Puputan Margarana Renon. Yang ada monumen Bajra Sandhinya itu loh. Setiap sabtu dan minggu, kedua lapangan ini bakal penuh sesak oleh aktifitas olahraga. Dulu sebelum ada ”car free day” lintasan lari di lapangan Renon sering dipake rebutan antara pelari dan pesepeda. Tapi sekarang dengan adanya ”car free day” pesepeda dipindah ke lintasan aspal jalan raya yang ada di sebelahnya.

Lintasan lari di lapangan Renon mempunyai panjang sekitar 2 km dalam satu putaran penuh. Sedangkan di Puputan Badung hanya setengahnya. Sebenarnya selain di lapangan, bisa juga lari di jalanan. Tapi resiko dikejar anjing silahkan tanggung sendiri. Yup, karena populasi anjing di Denpasar terbilang padat. Dalam satu ruas jalan, minimal ada 10 ekor anjing. Selain rupa-rupa warnanya, jenisnya juga. Dan hewan satu ini dianggap sebagai parasit yang mengganggu para pelari tenar seperti saya (hahaha..narsis dikit boleh dong).

Oke kembali ke lapangan Renon. Selain buat lari lapangan ini juga punya fungsi lain. yaitu tempat makan, jalan-jalan, cuci mata, dan cari jodoh. Yup, beneran, cari jodoh. Kalo ga percaya sama saya itu bagus, percayalah hanya kepada Tuhan YME. Lapangan ini juga dipake sebagai ajang promosi diri. Sneaker, tank top sexy, dan farfum wangi. Begitu pula dengan yang laki-laki, ga mau kalah penampilan......hahahaha. Jadi kadang bikin saya bingung. Sebenernya mereka mau olah raga apa mau tebar pesona? Atau mungkin mereka punya prinsip ”sekali berlari dua tiga pulau terlampaui”, atau mungkin juga mereka menganut paham ”takkan lari jodoh dikejar”.

Setiap lari biasanya 5 putaran, sudah cukup bikin ngos-ngosan. Ya, itu karena 5 putaran sama dengan jarak tempuh 10 km. Kalo lebih dari itu sepertinya butuh ambulan dan tenaga medis yang siap sedia di pinggir lapangan. Tapi tenang saja, kalo cape bisa istirahat sambil makan somay ato sekedar jagung bakar. Yang penting duitnya ada. Bubur ayam, soto, mi ayam, tahu tek, bakso, nasi padang juga juga tersedia. Minumnya ada kelapa muda, es jus, es campur, es buah, minuman lain juga ada. Pokoknya semua ada tergantung ketebalan dompet dan isinya.

Tapi kalo mau irit ato memang terpaksa irit bin pelit, bisa juga bawa makanan dan minuman sendiri. Tapi yang pasti harus selalu bawa uang seribu rupiah buat bayar parkir, itu hukumnya wajib. Kecuali kalo mau kucing-kucingan sama tukang parkir, ato pasang tampang melas supaya dilepas sama petugas parkirnya hehehehe...

Pokoknya Run!!...Run!!!...Run!!...........Run for your life!!!...........